Pages - Menu

Wednesday 8 July 2015

Ketika Manusia Jatuh Cinta

Buta, itu normal untuk seseorang yang sedang jatuh cinta. Apapun tentang dirinya pasti terasa positif. Disakitin, malah dinikmatin. Dicubit, senengnya minta ampun. Dimarahin, bersyukur karena dipikirnya perhatian. Ya, itu gak salah. Cinta itu anugerah Illahi. Yang gue yakin semua orang punya rasa itu.

Pernah ngalamin gimana kita dikecewain sama dirinya tapi kita terus maafin? Atau saat dirinya berubah menjadi pribadi yang begitu tidak menyenangkan tapi kita terus berusaha menganggapnya bukan suatu masalah? Kalo kita gak pernah ngalamin, minimal kita pernah denger rengekan sahabat kita tentang doinya yang begini-begitu. Dan kita sebagai sahabat cuma bisa dengerin dan sekalipun kasih masukan ya ada kemungkinan dia gak akan denger. Sekali lagi, cinta itu buta.

Gue bukan mau bahas tentang gimana ngadepin orang yang buta karena cinta di sini. Tapi gue mau kita semua berkaca, apakah kita pernah mengalami hal yang sama? Apakah kita pernah buta karena cinta? Pada siapakah itu?

Cinta membuat sesorang buta, yang akhirnya membuat dirinya gila. Sering kan denger berita orang yang bunuh diri karena ditinggal pacarnya? Atau karena ditolak cintanya? Nah kesalahan terbesar manusia adalah karena mereka mencintai dunia seisinya melebihi penciptanya. Bukankah Rasulullah pernah bersabda dari zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu:


Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)

Ya begitulah. Kita terkadang terlalu mencintai dunia seisinya melebihi penciptanya. Padahal, yang ngasih rizki, nikmat sehat, umur panjang, jodoh, dan segala hal semuanya Allah. Itu kenapa banyak orang kaya yang tetep ngerasa kekurangan padahal anakanya cuma satu. Tapi banyak juga orang yang serba kekurangan sebenernya tapi tetep cukup buat neghidupin keluarga yang anaknya belasan. Ada yang begitu? ADA!

Tau Terry Puteri kan? Yang dulu sering banget syuting pake baju seksi, ya tuntutan pekerjaan pastinya karena dia host acara olah raga. Dan sekarang, dirinya mutusin buat pakai hijab dan mutus semua kontrak yang gak sesuai sama dirinya. Dan tau apa yang dia bilang? “Aku sekarang nganggur, di rumah aja. Gak syuting kecuali ada yang ngundang. Aku gak takut gak ada pemasukan, karena aku udah pasrahin ke Allah, rizki udah diatur. Aku ngelepasin beberapa sumber pendapatanku demi ngejalanin kewajiban dari Allah. Jadi pasti bakal diganti yang lebih baik nantinya.”

Itu salah satu contoh bagaimana seseorang yang sudah bisa mencintai dengan benar. Bisa gak sih kita mulai sekarang ngutamain Allah di atas segalanya? Yuk kita inget-inget, sholat kita udah bener belum, khusyuk belum, ikhlas belum karena murni cinta sama Allah? Jangan jauh-jauh kesitu dulu deh, apakah sholat kita udah gak bolong-bolong, apakah sholat kita di awal waktu, apakah sholat kita rutin ke mushola atau masjid? Or in another case, saat kita ditempa musibah, apakah kita ikhlas ngehadapin semuanya atau malah menyalahkan Allah? Atau saat kita ditempa musibah kita bakal ngedeket sama Allah minta diangkat, dimudahkan, tapi kemudian lupa sama Allah saat kita kembali pada posisi yang enak dan nikmat?

Yuk mulai sekarang cintai Allah di atas segalanya. Masa iya, ngegame, nonton tv, main gadget berjam-jam bisa tapi masuk jam sholat gak cepet-cepet ambil wudhu dan sholat tapi malah ntar-ntaran sampai akhirnya kelewatan jam sholatnya. Atau saat pacar minta jemput dan langsung berangkat tapi adzan di mushola atau masjid manggil, kita gak bisa ke sana. Trus yuk jangan dijadiin pajangan Al Qur’an nya, masa iya baca komik baca novel sanggup ratusan bahkan ribuan halaman dalam sehari, sedangkan satu ‘ain Al Qur’an per hari aja gak bisa? Atau saat kita banyak pegang uang entah dari gajian atau dikasih orang tua, kita bisa beli segala tetek mbengek hal-hal yang kita sukai yang harganya mahal-mahal tapi kita gak bisa nyisihin sebagian uang kita buat yang kekurangan diluar sana yang bahkan buat sekedar makan aja sulit.

Gue pribadi masih jauh dariapa yang gue tulis di sini, itu kenapa gue tulis semua ini, buat reminder ke diri gue sendiri juga, buat bahan evaluasi diri gue juga sendiri.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya. Tulisan ini terinspirasi dari tausiyah Mustapha dari Debu di acara AKSI pagi ini tanggal 8 Juli 2015.


Cintailah dunia secukupnya, karena harta benda kita tidak dibawa mati. Yang kita bawa hanyalah selembar kain kafan sebagai pakaian kita dan segala amal perbuatan kita sebagai kunci surga kita di dunia yang kekal nantinya.

No comments:

Post a Comment